Kamis, 18 Agustus 2011

PULANGLAH AYAH ( sajak bocah kecil, orang kecil ) oleh Farok Imperium Cordova pada 30 Juli 2011 jam 7:51




Telah tiga hari menepi disini
Disudut,, antara pasir dan derai tangis samudra
Di kaki debur ombak dan hati yang tengah bertanya-tanya
Aku.....................
Adik-adik..............
Juga Ibu...............
Tapi hadirmu.
Tapi Hadirmu tak kunjung menghampiri...!

Hhhuuhh,,,,Biarlah....
Biar warta membawa sakwasangka
Akan senyummu tak lagi pernah ada
Biarlah...........
biar jejak-jejak karam
Mengisahkan tragedy
Menguatkan alibi
Kau tak mungkin meraba diri kami

Namun masih......!
Masih Ayah...
Masih akan terus disini
Menguliti jejak-jejak hari
Memberi salam pagi pada mentari
Menangisi malam yang sejenak mati suri
Meski panas membakar kulit ari
Meski dingin membirukan jari-jemari
Menunggumu,,,,,,,,,
yah..!  
menunggumu Ayah.........!
Menunggu tatapmu tegarkan jiwa kami
Menunggu senyummu damaikan hati kami
Menunggumu,,,menunggu rebahkan penat di malam-malam kami

Ini hari yang keempat
Dan Ibu tak lagi bisa menatap sabar
Sebab adik-adik kian lemah
Karena tak kuat menahan perih perut yang lapar
Sebab engkau belum juga pulang
Bahkan kabarpun tak pernah kmi dengar....

Ahhh.... pergilah BU
Kalau memang Ibu tak bisa lagi menetapi sabar
Kembalikan senyum Ayah pada kami
Biarlah aku yang menjaga adik-adik

Ini hari yang kelima
Dan Ibu telah berlalu sehari
Tapi masih terus disini
Menanti wartamu Ayah...!!

Heeyyyy,,,,,,,, lihat disana..!!!
Bendera perahu Ayah....
Tapi.,..?? kenapa hanya satu kepala yang tersiram siluet.

Ya.! Itu ayah. Tapi dimana Ibu,,?
Bukankah ia pergi mencarimu Yah..?

AYAH melongo.....
Kenapa...??????

Astaga,, ibukah itu,,,,,
Hmmmm,,,,, rupanya ini hanya mimpi.!
Ayah belum juga kembali.!!!!
Dan ibu..!
Ibu telah frustasi.....

AYAaaaaaaaaah,,,,, Yahh,,,,,,,,
Bilakah kau telah ingat pada kami
Cepatlah pulang, genggam jemari kami
Sebab di pesisir, di kaki samudra ini
Kami masih menunggumu..

Pulanglah............ PULANGLAH YAH....!!!!


                                                                                    

MEI saat hujan ( farok )




saat orang bicara padamu tentang kekuasaan
pada titik wujudmu yang jatuh lembabkan bumi
aku bicara pdamu tentang cinta dan kesetiaan
tentang kaki mungil basah dalam dekapan

oh.. kapan kita bisa bersatu kau dan aku jatuh
bersihkan daki dalam hati yang punya hati

hujan bulan Mei
kusebut sekali ketika deras
ketika orang sibuk menimba dalam galon
 aku ingin menyatu denganmu alam
dengan hujan yang menguap dan jatuh  bagai tersulam
 tapi batu-batu telah punah bersama kupu-kupu